Internet? Hehehe… Bagiku internet adalah sebuah hal yang menjadikan Aku melihat dunia baru, yang memberikan Aku pada pembelajaran baru. Menurut teman Aku yang sok sosiologis, saya mengalami transformasi budaya melalui internet.
Istilah internet mulai terdengar ketika Aku sekolah di SMA, di Kota Kabupaten Temanggung. Meski demikian, istilah tersebut ya sekedar istilah, apa, seperti apa, untuk apa itu internet, belumlah jelas. Jujur, Aku sempat berpikir, kalau internet itu mungkin bisa saja menemukan kambing yang hilang,.
Akhirnya perjumpaan dengan internet secara sungguhan, terjadi ketika Aku kuliah di Jogja. Awalnya juga tidak begitu interest dengan internet. Bahkan ketika teman-temanku sibuk mencari referensi melalui internet, Aku masih bingung, masih lebih enjoy berkutat dengan buku-buku yang tebal di perpustakaan.
Ketika Aku kesulitan mendapatkan referensi, kemudian temanku menyarankan untuk gugling, Aku hanya mengiyakan, sambil membayangkan apa itu gugling. Aku lebih suka nitip ke teman kost untuk mencarikan sesuatu, tanpa Aku merasa penting untuk belajar internet.
Meski demikian karena obrolan tentang gugling, email, donwload dll sering dilakukan baik di kost, di kampus, di angkringan, bahkan dimana saja, dorongan untuk mencoba internet makin besar. Namun, karena Aku merasa belum merupakan kebutuhan, maka baru berhenti pada satu keinginan saja.
Tak lama setelah itu semua, saya akhirnya harus ketemu dengan internet. Salah seorang dosen memberikan tugas, dan tugas makalah tersebut harus dikumpulkan melalui email, diuhhhhh.
Nah, dengan bekal sering nguping obrolan teman kost atau kampus atau teman angkringan dekat kost tentang internet, Aku mencoba memberanikan diri untuk masuk ke warnet. Masuk, disambut dengan senyum manis mbak operator warnet, membuat sedikit agak nyaman.
Masuklah ke box internet. Kemudian menatap monitor dengan tajam, sambil deg-degan, sekitar 10 menit gak ada reaksi, padahal biling tetap jalan. Kalau aku sih lebih suka pake mozila untuk browsernya. Aku inget kata itu dari seorang temanku. Ingat hal tersebut mendorong saya untuk mengklik mozila yang ada di dekstop. Kemudian setelah terbuka aku ketik “email” dan tentu saja tidak menghasilkan apa-apa. Masih belum kapok, akhirnya aku tulis “gugling” hasilnya juga nihil. Setelah bingung dan keringetan berkepanjanagn meski dalam ruang ber-AC, akhirnya aku putuskan keluar, dan dengan sisa PDnya, aku bilang “alamatnya lupa”, kepada mbak OP warnet tersebut.
Di kost aku berniat menemui salah satu kakak kost yang emang hoby banget ke warnet, untuk membantu masalahku tersebut. Sayang sekali Beliau sibuk, sementara teman kost yang lain malah menertawakan ketika aku cerita masalahku.
Dalam sedikit keputuasaan dan kebingungan itu, aku masuk ke kamar salah kakak kost yang tadi menertawakan aku paling kencang. Untuk berniat tidur, karena kamarku malah dipake buat main poker oleh teman-teman kost. Sambil berbaring tersebut aku merunut tumpukan buku di rak bukunya, sampai mataku tertuju pada buku yang agak kumal. Buku tersebut aku ambil, dan bertuliskan, petunjuk membuat dan menggunakan email secara praktis dan cepat. Aku buka, dan aku menemukan kalau petunjukknya lumayan jelas, lengkap dengan gambar tampilan setiap langkah dalam membuat email dan menggunakannya.
Buku aku ambil dengan tenpa ijin tentu saja, terus segera menuju warnet lagi. Kali ini dengan lebih percaya diri. Dalam box, semua berjalan lancar, petunjuk dari buku kumal itu sangat mujarab. Tes kirim email juga berjalan dengan baik, ditambah dengan sedikit penjelasan dalam buku tersebut tentang gugling, saat itu itu juga aku bisa meninggalkan gugling menjadi google. Tiga jam aku habiskan saat itu juga di warnet hanya untuk utak utik karena mulai menemukan keasyikan bergogle.
Dari buku kumal tersebut akhirnya Aku, memasuki beneran internet. Mulai kemudian mengenal berbagai hal yang ditawarkan oleh internet. Tentu dengan belajar sendiri, sering mencoba, dan berani salah. Proses belajarku tentang internet hampir seluruhnya karena mencoba sendiri.
Hasilnya, aku memasuki satu hal baru yang sangat berpengaruh pada hidupku, saya belajar banyak. Melalui diskusi-diskusi, jejaring sosial, semua mengajarkanku untuk melihat cara pandang yang berbeda terhadap satu hal. Aku mulai bisa melihat kebiasaan, nilai-nilai, cara pandang, yang berbeda dan itu banyak menambah wawasan, serta makin mendewasakan aku.
Transformasi budaya yang diceritakan temanku melalui internet beneran terjadi. Karena kini aku masuk dalam satu dunia baru yang tadinya tidak aku kenal, dengan nilai, aturan etika, yang berbeda dari yang selama ini aku kenal. Dengan menjadi pengguna internet, maka aku sekarang telah masuk dalam dunia dengan tatanan baru, dunia maya.
Jika hendak berterimakasih atas segalanya, maka tentu saja aku berterimakasih pada semua kondisi tersebut. Semua obrolan tentang internet, dosenku yang mengharuskan saya beruinternet, tertawaan teman-teman kost, dan tentu saja buku kumal tentang petunjuk membuat dan menggunakan email. Buat pemilik buku kumal tersebut, setelah selesai tulisan ini, aku cc-kan ke emailnya saja, sebagai ucapan terimakasihku.
Meski demikian masih ada ganjalan tentang dunia internet terhadap pribadiku. Sebagai orang udik, yang ndeso, yang jauh dari peradaban internet, aku sering tertegun ketika pulang kampung dan bertemu dengan teman, tetangga dan warga kampungku. Aku dan mereka kadang serasa terpisahkan dalam dunia yang sangat jauh ketika berdiskusi atau ngobrol dalam satu hal. Pernah dalam satu kejadian, ada lawakan tentang Facebook di TV, aku tertawa ngakak, namun beberapa teman yang nonton bareng tidak menunjukkan ekpresi apapun. Aku akhirnya tersadar, ada yang berbeda, ada yang terpisah antara aku dan mereka dengan internet.
Berharap sekali, aku bisa berbagi tentang internet kepada mereka. Aku telah mendapatkan banyak manfaat dari berinternet, dan mereka warga kampungku juga berhak mendapatkan manfaat yang sama dari internet. Ada yang bisa membantu harapanku?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar