Selasa, 07 Oktober 2008

Kelak Tidak Ada Lagi Maaf yang Terucap



Setiap lebaran kita dihadapkan pada rangkaian kata maaf yang terucap dari siapapun kepada siapapun. Sudah tentu ini adalah hal yang positif, yang sangat menyentuh. Betapa tidak. Jika masyarakat dengan kesadaran penuh saling meminta maaf, artinya kita sedang melangkah menuju ke arah yang lebih baik.

Maaf, adalah serangkaian kata, yang terucapkan dengan kesadaran penuh. Rangkaian kata yang terucap dengan kesadaran penuh untuk mengakui bahwa ada yang kurang, ada yang tidak pas, tidak benar, dari apa yang kita lakukan. Dengan pengakuan itu, kata maaf terucap tentu juga diiringi dengan semangat baru, untuk memperbaiki dan tidak mengulangi lagi segala tindakan yang kurang baik itu. Mengakui dan memperbaiki. Itulah esensi dari maaf.

Maka dari itu, kita akan menemukan dikemudian hari pemerintahan yang lebih baik, yang lebih melayani, aspiratif dan bebas dari keserakahan kekuasaan, karena jajaran pemerintah dari pusat hingga RT, dari berbagai instansi, sudah menyampaikan ucapan maaf.

Di kemudian hari kita akan menemukan, BUMN-BUMN akan menjaga aset bangsa dengan baik dan kemudian mengunakan untuk kemamuran masyarakat, dan itu sudah dimulai dengan kata maaf yang disampaikan lewat media dan berbagai kesempatan.

Kelak akan didapatkan Partai2 Politik dan Caleg2 yang amanah, karena mereka sudah menyadari kekeliruannya dan bertekad berbuat lebih baik, dengan mengucapkan maaf melalui spanduk2, koran dan televisi.

Akan lebih banyak anak2 yang menghormati orang tua, akan lebih banyak orang tua yang menhragai anaknya. Ak ada lagi kluaraga yang tercerai berai. Akan lebih rukun dalam lingkungan masyarakat. Akan ada banyak teman yang saling menghargai. Semua akan menjadi lebih baik, karena kita semua saling mengoreksi diri menyadari kekeliruan dan bertekad menjadi lebih baik. Apalagi, kata maaf itu diucapkan dengan suka cita, berhiaskan pesta makanan dan baju2 yang pantas, sungguh luar biasa.

Kata maaf yang terucap dengan kesunguhan hati, dan kerelaan memaafkan dengan penuh keiklasan akan menjadikan kita semua menjadi lebih baik. Apalagi jika maaf yang terucap itu muncul dari kedalaman spiritual, bukan sekedar ritual meramaikan lebaran semata, atau sekedar numpang iklan, numpang keren, atau sebatas kepantasan semata. Bukan tidak mungkin kelak tidak ada lagi kata maaf yang terucap, karena kita akan selalu menjadi lebih baik setelah berkata maaf dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan itu.