Selalu, dan hampir dipastikan.
Setiap ada pelaku kejahatan yang tertangkap, utamanya artis dan pejabat
(karena
merekalah yang biasa nongol di TV), akan mengatakan sedang mendapat cobaan. “Mohon
doanya ya atas musibah ini, semoga kami kuat menghadapi cobaan” begitu kira-kira kilah para pelaku kriminal,
yang biasanya nongol di TV, entah karena kasus narkoba atau kasus korupsi.
Pernyataan ini
sepertinya sangat bijak, keliatan bahwa dia bukanlah orang yang bersalah, yang semata-mata
sedang teraniyaya oleh keadaan, sedang tertimpa ketidakadilan. Mungkin juga
pernyataan ini diucapakan untuk mendapatkan simpati, bahwa dia bukanlah orang
bersalah, hanya hal buruk sedang menimpa saja.
Ide bahwa
seseorang yang sedang tertimpa kasus, merupakan cobaan, menjadi mengaburkan masalah
yang sesungguhnya. Ini seperti melempar apa yang menjadi tanggungjawabnya, kepada
pihak lain. Ini juga secara tak langsung seperti membiarkan kejahatan itu
berjalan, kalau ketahuan maka merupakan cobaan, jika tidak maka kejahatan bsia
jadi anugrah. Sungguh ide yang sangat berbahaya, berdamai dengan kejahatan.
Bagi sorang
pelaku kejahatan, tersandung masalah hukum, ditangkap aparat, harusnya diliat
sebagai konsekuensi, dari perbuatannya. Konsekuensi dari pemikiran dan ide
bahwa apa yang didapatnya merupakan konsekuensi dari tindakan, akan memumbuhkan sikap kehati-hatian, kewaspadaan
bahwa tindakan jahat sekecil apapun pasti akan ada konsekuensinya.
Jika ada hal
buruk yang menimpa kita, intropeksi saja, ini bukanlah cobaan, tapi konsekuensi
dari perbuatan yang pernah kita lakukan. Maka penting untuk tetap waspada terhadap
gerak-gerik diri kita sendiri.