Mungkin tabu, membicarakan tentang kematian, namun inilah hal yang pasti, ketika kehidupan tak pernah pasti. Setahun yang lewat, saya merasakan banyak kehilangan orng-orang dekat, karena meninggal. Kewajaran bagi manusia seperti kita pada akhirnya akan meninggal. Selain aura kesedihan, hal unik yang saya perhatikan adalah pembacaan riwayat hidup. Kisah bagaimana sepanjang hidup dari almarhum/almarhumah. Ada kisah-kisah yang menarik, banyak juga yang hanya diisi oleh ucapan basa basi.
Ehmm, saya berpikir, bagaimana seandainya kita semua harus membacakan obituari, kisah hidup kita sendiri? Ya, membacakan riwayat kita, tentu kita akan lebih tahu apa yang sering kita pikirkan, apa yang terucap dan apa yang kita perbuat. Bagaimana jika kita masing-masing membacakan kisah hidup kita yang kita tulis sendiri secara jujur? Ingin dikenang menjadi seperti apakah kita?
Tentu sebuah catatan yang jujur, akan menggambarkan siapa kita yang sesungguhnya. Tak ada salahnya kalau kita mulai untuk menuliskan kisah kita tiap hari. Bukan semata-mata untuk dibacakan pada akhir hayat nanti, namun juga menjadi kontrol kita tiap hari. Latihan mengembangkan kewaspadan terhadap gerak-gerik pikiran kita, ucapan dan tindak-tanduk kita, butuh energi kontrol yang luar biasa. Menuliskannya mungkin akan bisa membantu.
Mau dikenang menjadi seperti apa kita? Mari kita buat obituari kita sendiri dengan jujur...